Rabu, 20 Mei 2015

Dari Tugas Waktu SMP


Assalamualaikum wr.wb....

Seniman, jika kalian mendengar kata itu apa yg ada dalam benak kalian apakah sosok seseorang dengan daya kreatifitas tingkat dewa atau apa??
Kalau saya entah kenapa waktu kecil ketika mendengar kata seniman justru yg tergambar adalah sosok dengan gaya seperti Butet Kertarajasa mungkin karena beberapa sosok seniman yg muncul di televisi umumnya memang tak jauh berbeda dengan sosok om Butet, maka secara otomatis gambarannya terinput dalam batok kepalaku dan ketika kata seniman menekan tuth search info di otakku maka yg terproyeksi adalah sosok yg seperti itu.

Semakin lama aku tahu kalau kata seniman itu adalah istilah agregat yg di dalamnya masih terbagi-bagi lagi berdasarkan spesialisasi skill masing-masing seperti: sastrawan, pelukis, pemahat, penari, penyair, penyanyi dan pe pe yg lain.

Menurut pandangan kalian apa yg menarik dari sosok seniman??
Kalau dari pandanganku yg sering di bilang bermasalah karena sering memandang sesuatu dengan cara yg aneh, yg menarik dari seorang seniman adalah cara mereka menyampaikan suatu gagasan atau pemikiran dalam media karya seni, selain itu para seniman juga dapat melatih seseorang untuk berpikir kritis karena seniman akan menyelipkan makna dalam karya seninya dan penikmat seni harus punya pikiran kritis untuk mengartikan, mengupas serta menggali makna yg tersimpan dalam sebuah karya seni. Namun terkadang ada seniman yg sengaja menyembunyikan makna di dalam karya seninya dan hanya si empunya lah yg dapat membacanya.

Banyak cara untuk menyembunyikan makna dalam sebuah karya seni, ada yg menyamarkannya dengan pemberian makna majemuk dalam karyanya ada pula yg menyembunyikan makna karyanya dengan menggambarkan makna tersebut dalam bentuk gambaran yg hanya di pahami oleh si pembuatnya saja.

Mengapa mereka menyamarkan atau menyembunyikan makna dalam karya seni??
Tentu setiap seniman punya alasan yg berbeda, namun terkadang hal itu dilakukan untuk mengingatkan si seniman tentang sesuatu dan tidak ingin diketahui banyak orang lain.


Hm hm hm :) sebenarnya aku sudah pernah menulis penggalan tulisan di atas itu, tapi tulisan pertamaku dulu hanya tertuang dalam sebuh buku tulis seharga seribu rupiah bersampul kuning bergambar dua anak kucing yg tidur dan terlihat sangat manja, sekarang entah sudah hilang kemana buku itu karena buku itu kupakai saat aku kelas VII SMP dan tulisan tentang seniman itu aku tulis dalam rangka untuk memenuhi tugas pertama mata pelajaran bahasa indonesia di jenjang SMP.

Saat itu tugasnya bukan membuat karangan bebas atau karya ilmiah tapi menuliskan cita-cita dan harus disertai alasannya, tapi aku tak perduli dengan tujuan tugas itu intinya aku menulis lagi pula apa pun yg ku tulis guru bahasa indonesiaku juga tak mungkin mengintrogasiku tentang tulisan itu dan apa pun cita-citaku guru itu juga tak akan tahu. Dulu aku menulis tentang seniman hanya karena tertarik saja dengan topiknya dan aku yakin tak akan ada yg membahas tentang seniman selain aku.

Dan benar saja aku satu-satunya orang aneh yg membahas tentang seniman sementara yg lain ada yg menulis ingin menjadi penyanyi, artis, dokter, arsitek dan entah apa lagi. Sesuai perkiraanku pula, tulisan berbeda dari yg lain karena tulisanku lebih menjurus ke karya ilmiah dari memaparkan sebuah cita-cita.

Beberapa hari kemudian buku tugas pun dibagikan, tapi sebelum buku sampai ketanganku buku bersampul kuningku sudah lebih dulu jadi rebutan teman-temanku mungkin mereka penasaran tulisan tangan dari orang aneh ini dihargai berapa oleh guru bahasa indonesia kami hhehee
Tapi bukan itu alasannya, jadi awal-awal aku masuk SMP bukuku memang sering direbutin sama teman-teman karena waktu aku masuk SMP nimku tercatat paling tinggi di antara yg lain hhehee walau pemales begini aku masih tercatat sebagai lulusan terbaik meski di SD hhehee tapi rekorku belum terlampaui loh sampai sekarang ekhek ekheim... *malu-malu kucing nih* hhehee .

Saat buku sampai ketanganku otomatis sudah tak lagi perawan lah nilaiku sebab telah terjamah tangan-tangan tengil yg dengan bengis menggerayanginya, membukanya kemudian tergambar pula wajah mereka menatap dengan mata menyisir tiap baris tulisanku yg tak terbaca oleh beberapa temanku, selain karena goresan tanganku yg buruk masalah utamanya adalah karena tulisanku rangkai dan di kelas bahkan di sekolahku hanya aku lah orang aneh yg menulis dengan gaya rangkai dan masalah tulisan tak terbaca teman ini terus berlanjut hingga SMA.

Begitu buku sampai ditangan perlahan kubuka dengan penuh perasaan dan kelembutan, tak lama kemudian jeng...jeng...jengg oek terlihatlah angka 95 dengan tinta berwarna biru di samping tulisanku yg bertinta hitam ternyata guru bahasa indonesiaku sengaja menuliskan nilai di samping tulisan bukan menimpa tulisan dengan alasan agar dapat dibaca di lain waktu begitu ujarnya.

Adapun hal-hal yg ku tuang dalam tulisanku dulu yaitu tentang pandangan umum secara fisik tentang seniman. Kalian tentu tahu kan seperti apa pandangan terhadap seniman Kumel yupss itu lah penilaian kebanyakan orang karena memang itulah yg ditampilkan. Padahal mereka sangat paham akan nilai keindahan namun justru penampilan mereka justru terlihat kumal apa lagi saat mereka fokus dengan karyanya. Kalian tahu kenapa mereka begitu??
Menurut pandangan orang awam sepertiku mereka terlihat kumal karena mereka lebih suka menuangkan keindahan dalam benak mereka pada karya seni mereka.

Hhmm sayang sekali hanya itu yg aku ingat dari deretan tulisan lamaku mungkin kalau bukunya ketemu akan ku tulis lengkap di sini tapi pastinya para pembaca akan bosan karena kalau aku sudah memegang pulpen dan mencoret kertas otakku bisa lupa daratan dan susah mencapai ending karena gagasan terus muncul.

Seniman ow seniman kalau dipikir-pikir jadi seperti kayu yg mencipta emas ya ato ya, iyain aja lah hhee...

Wassalamualaikum wr.wb...

18 komentar:

  1. Saya suka blogger yang pintar (y)

    BalasHapus
  2. Biasa2 aja kok gan kalo sekarang cenderung o'on malah hhehee

    BalasHapus
  3. sebenarnya semakin besar mungkin kita merasa lebih o'on, tapi saya baru sadar, semakin besar maka diri kita ini akan secara otomatis akan memfokuskan diri kita hanya satu atau dua bidang saja. kadang kita merasa o'on pada hal tertentu, itu hal biasa menurut saya. Pokonya agan pintar, menurut saya, dari tulisannya sdh kelihatan

    BalasHapus
  4. Ya sepertinya karena semakin bertambahnya usia kita tak boleh lagi sebatas meraba-raba suatu objek, kita dituntut untuk dpt mendalaminya dan karena keriuhan objek tak mungkin lah kita mendalami semua. Mungkin.



    Masalah pintar, kayaknya semua org tergolong pintar gan ya paling tidak ya itu tadi, pintar dalam bidangnya.

    BalasHapus
  5. gan sedikit sara nih, saya sebenarnya susah nemuin blog agan, klw saya klik profil agan langsung menuju ke google+ agan. Namun hal yang membuat saya sulit, karena setiap postingan aga di blog ini, tdk agan share ke google+. Saran saya sih, artikel agan coba share ke google+ biar memudahkan orang2 untuk berkunjung balik

    BalasHapus
  6. Sebenernya udah tak share tp belakangan akun gugel plesku privasinya pribadi jadi ga kebaca sama pengunjung lain tadi coba tak ubah eee malah ga bisa udah ga support lg kayaknya ngubah via hp jadul...

    BalasHapus
  7. Seniman itu juga pekerja keras lho.. supaya karyanya dimengerti masyarakat.. kalau saya dulu citan2nya pingin nyeni seoerti Gombloh karena semnagat nasionalisnya yg tinggi

    BalasHapus
  8. @Pak de Sukir, menurut saya produk seni itu intinya untuk menceritakan tapi bukan hanya menggunakan media tulisan namun juga dengan lukisan, lagu, bentuk-bentuk unik dan dll, nah jika seniman ingin agar masyarakat dapat menangkap makna yang terkandung di dalam karya seninya maka seniman harus tau seperti apa sendi-sendi kehidupan masyarakatnya.



    Kalau dipikir-pikir mirip seperti kehidupan ekonomi, dimana produsen perlu melakukan observasi pasar untuk mengenali pangsa pasar yang akan dijadikan sasaran sehingga dapat menentukan produk apa yang harus di produksi dan dapat diterima masyarakat sebagai pangsa pasarnya.

    BalasHapus
  9. wah..saya juga penikmat seni bang,saya suka Raden Saleh (Rindu Mengalir dinadi dan kau tetap tak menoleh)...
    salam kenal bang..datang juga ke tempat ane
    http://fadhlilkhalik.blogspot.com/

    BalasHapus
  10. @fadhil, sama saya juga penikmat...

    BalasHapus
  11. seniman itu abadi. karyanya bakalan tetep bisa dinikmati di masa depan. cuma ya itu, kayaknya susah jadi seniman yah

    BalasHapus
  12. Weh, gue mau liat gimana tulisan lu, yang kata lu dapaf nilai gede itu lohh.

    BalasHapus
  13. @Indah, hahaa biasa aja kok kalo tulisannya cuma bahasannya aja yang nyeleneh tapi ya kayak aku tulis di atas ono noh bukunya udah ilang neng...

    BalasHapus