Sabtu, 05 Desember 2015

Bocah di Dermaga Tua

Assalamualaikum wr.wb....


Uhug...uhugg.....


Kejadian yang akan ku ceritakan ini sudah lama sekali tapi entah kenapa kejadian itu terus ku ingat? Mungkin karena ada niat mau ku share dalam blog mungkin ya yang membuat kejadian lama itu tetep melenggak-lenggok untuk menarik perhatian otak agar tak melupakannya. Mungkin?.

Jadi begini, saat itu aku sedang pulang ke rumah orang tuaku, tentunya. Cuaca cerah bahkan matahari di pukul 09.30 wib kala itu pun terasa sangat menyengat kulit di tambah lagi posisiku yang berada di atas kap kapal kelotok otomatis tubuhku terhujani panas secara langsung. Aku memang tak biasa pulang di jam-jam itu karena biasanya aku pulang dari kost sekitar pukul 16.00-17.00 wib di hasi sabtu alasannya, tentu saja karena enggan menantang raja siang di masa-masa kemurkaannya namun, saat itu aku sengaja pulang awal karena jam sekolah berakhir lebih awal dan esok harinya pun sekolah diliburkan akhirnya bulat lah sudah untuk pulang saat itu juga.


Di saat kelotok masih terdiam karena menunggu beberapa penumpang menaikinya. Aku melihat sepupu dan Pak Lekku yang juga naik ke atas kelotok yang ku naiki dan karena melihatku lalu mereka memilih duduk di dekatku. Setelah beberapa saat berbincang baru ku tahu kalau mereka baru saja berkeliling kota kecil di seberang kampungku itu untuk mencari sekolah yang di sukai sepupuku, karena saat itu sepupuku baru saja lulus SD maka Pak Lekku mengajaknya mendatangi semua SMP yang ada karena untuk masalah nilai tidak lagi menjadi masalah sebab di mana pun dia akan melanjutkan sekolah pasti dia akan masuk dengan nilai tertinggi.

Saat asik mengobrol tiba-tiba Pak Lek bertanya pada sepuku.


"Eneng duet sewu ga? Bapak pas ga ndue iki."

Lalu sepupuku coba mencari di sakunya.


"Ga enek, Pak."

Kebetulan saat itu aku pun tak punya uang pecahan karena saat itu baru hari senin maka bekal uang masih bulat, begitulah anak kost hehe.


Karena penasaran aku pun bertanya.

"Gae opo, Pak Lek??"


Meski hampir semua kerabatku memakai bahasa yang lebih halus untuk berbicara dengan orang yang lebih tua tapi aku terbiasa dengan bahasa jawa ngoko bukannya tak bisa tapi karena terbiasa dan itu kejelekanku yang belum juga hilang sampai sekarang ck ck ck.

"Gae ngeke'i bocah cilik kae loh." jawab Pak Lek sambil menengok ke arah kerumunan.


Aku pun celingukan mencari anak yang dimaksud di antara kerumunan orang yang ada di dermaga.

"Hmm, endi sih??" tanyaku pada sepupuku.


"Kae loh, Kak Man..." jawabnya sambil menunjuk salah satu anak.

Aku mencoba menelusuri arah yang di tunjuk sepupuku tapi aku tak tahu mana anak yang di tunjuk karena ada beberapa anak yang berlarian.


"Emange anake sopo sih??" tanyaku.

"Emboh, ga ngerti."


Aku semakin bingung mendengar jawaban sepupuku.

"Lhoh, kok ga ngerti?!"


"De'e ki biasa njaluk-njaluk duet nang uwong-uwong padahal mamake ki enek, ndisek biasa dikongkon ngemis palingo." jawab sepupuku.

"Oalaah, ngunu ta.."


Setelah mendengar penuturan sepupuku baru lah otakku mendapat pencerahan. Maklum saja di kota kecil itu tak ada yang namanya pengemis berkeliaran. Kalau pun ada pasti dari luar daerah bisa dari Pontianak atau dari kota-kota di sejitarnya.

Kulihat Pak Lek mendatangi kami dari arah warung yang ada di dermaga membawa 3 kantong es cendol. Sebelumnya Pak Lekku turun dari kelotok saat aku ngobrol dengan sepupuku, Pak Lek bilang mau memecahkan uang dulu. Setelah sampai di kelotok dibagikannya es cendol yang ia beli pada kami, satu untukku dan satu lagi untuk sepupuku kemudian Pak Lek meminta sepupuku memegang es bagiannya lalu turun lagi dari kolotok mendatangi kerumunan orang yang ada di dermaga tua itu. Mataku mencoba mengikuti langkah Pak Lek karena penasaran yang mana anak yang dimaksud tapi, mataku tak bisa mengikutinya lagi ketika Pak Lek masuk ke dalam kerumunan.


"Ah ya wes lah." batinku.

Lalu ku lanjutkan mengobrol dengan sepupuku.


"Tekan sekolahan endi ae mau?" tanyaku.

"Bapak ngajak marani kabeh sekolahan sing ono nuk kene. Sampe pegel aku, panas meneh."


Saat sepupuku mengeluh tiba-tiba Pak Lek sudah berdiri di sampingnya lalu duduk di situ.

"Yo kan ben sampean ngerti kabeh, engko gari milih sekolah endi sing sampean seneng." ucap Pak Lek.


"Hmm mmm.., terus sampean pilih sekolahan endi." sambungku.

"Tsanawiah ae."


"Ngene Kak Man. Adik mau tak ajak ndelok sekolah-sekolah sing ono nang kene bene mileh tapi, karepe Pak Lek nak gelem melebu Tsanawiah yo luwih apik, kan ono bahasa arab mbarang dadi ora mung oleh ilmu sing umum tok." tutur Pak Lek.

"Hmm mmm sih, nang SMA yo saiki eneng bahasa arab og nak blas ga pernah belajar bahasa arab yo keteteran." sambungku.


"Sampean iso bahasa arab lah, Kak Man?" tanya sepupuku dengan tempo cepat.

"Hehehe nak ngomong sing gampang-gampang yo iso." jawabku sambil nyengir.


Kelotok yang kami tumpangi pun akhirnya bergerak. Dan selama di atas kelotok yang terus bergerak membelah sungai, kami pun terus melanjutkan obrolan sambil sesekali menghisap cendol di tangan kami masing-masing.

- - - - - - - * * * - - - - - - -


*Beberapa bulan kemudian.*

Terkadang kalau teringat anak yang di beri uang Pak Lek aku celingukan sekedar berusaha memuaskan rasa penasaranku saja pada anak itu sembari menunggu antrian untuk menaiki kelotok. Tapi sayang sekali aku tak juga pernah melihatnya.


"Wes pindah paling." pikirku.

Karena beberapa kali mencari tapi tak juga melihatnya sampai-sampai aku tak ingat lagi tentang anak itu.


- - - - - - - - * * * - - - - - - -

Sabtu 10.00 wib aku sudah pulang sekolah bukan karena madol tapi karena kelas memang sudah bubar karen ada salah satu warga sekitar sekolahku yang meninggal maka, para murid dan guru pergi untuk melayat dan seusai melayat kelas tidak dilanjutkan. Sepulang sekolah aku berniat langsung pulang karena saat itu langit sedang redup selepas hujan meninggalkan beberapa titik gerimis yang jatuh diombang-ambingkan semilir angin yang bertiup.


Sesampai di kosan aku segera membereskan barang yang perlu ku bawa pulang kemudian menarik jaket abu-abu yang biasa ku pakai untuk menghalau bengisnya panas dan dingin.

10 menit kemudian aku dan adikku sudah nangkring di atas sepeda motor yang terparkir di sisi dermaga. Riuh suara bapak-bapak yang berbincang dan tertawa mewarnai hiruk pikuk dermaga saat itu.


Tiba-tiba terdengar salah satu bapak bertanya dengan setengah memekik.

"Whalaaahh anake sopo iki?"


Aku menoleh ke arah suara bapak-bapak yang memekik itu. Terlihat di hadapan pria yang tengah duduk menyamping di atas sepeda motornya itu berdiri seorang anak laki-laki kira-kira berumur 6 tahun, berkaus kuning lengan pendek dan memakai celana jeans sepanjang sekitar 5 jari di bawah lutut. Anak itu memegang tangan pria di hadapannya dan menggoyang-goyangkan tangan pria itu sambil meminta uang.

"Pak minta uang....Pak minta uang, Pak!" ucap anak kecil itu.


Sementara si pria yang di mintai uang justru nyengir kebingungan lalu bertanya.

"Ibunya ke mana, le?"


Si anak tak menjawab, dia tetap menggoyangkan tangan pria itu sambil terus meminta uang.

Setelah beberapa waktu si anak tak juga mendapat yang di inginkan, akhirnya bocah berkaus kuning itu menyerah dan berpindah ke pria lain.


Aku baru ingat kembali tentang anak yang dibicarakan sepupuku.

"Ooalaah kui paling sing di ke'i duet Pak Lek." pikirku sambil manggut-manggut.


Anak itu berganti mendekati seorang laki-laki berpostur sedang dan agak jangkung. Sejak aku datang laki-laki yang menurut perkiraan berumur 40-an itu hanya berdiri terdiam meski orang-orang di sekitarnya sedang bercanda laki-laki itu hanya diam sepertinya dia sedang berzikir karena, aku sempat melihat tasbih sedikit muncul dari saku jaketnya terikut tangannya yang di tarik dari saku.

Bocah berkaus kuning tadi mendekati laki-laki jangkung yang sedang berdiri kemudian menarik lengan laki-laki itu dan menggoyang-goyangkan tangan laki-laki itu sambil meminta uang.


"Pak minta uang, Pak!"

Laki-laki itu menundukkan kepalanya untuk melihat si anak kecil yang tingginya hanya sampai seperut lelaki itu.


"Astaghfirullah..." ucap lelaki itu.

Lelaki itu kemudian memegang kepala si bocah lalu mengusap-usapnya.


Melihat itu aku jadi teringat masa kecilku dulu. Dulu aku tak suka kepalaku dipegang-pagang apa lagi diusap-usap orang selain oleh ibu dan kakakku. Aku selalu menghindar jika ada orang yang hendak memegang kepalaku.

Aku sampai tersenyum sendiri teringat masa kecilku sambil memandangi anak kecil itu diusap-usap kepalanya.


"Udah, main sana!" kata lelaki jangkung.

Kata-kata yang diucapkan lelaki jangkung itu tiba-tiba seolah menutup ingatanku dan membekap senyumku.


"Semoga harapanmu terkabul, Pak Jangkung!" pikirku sinis.

Kemudian anak itu berpindah ke laki-laki yang lain lagi. Tapi kemudian muncul seorang perempuan bertubuh lumayan subur berlari dan ternyata perempuan itu adalah ibu dari si anak berkaus kuning tadi. Perempuan itu lalu menghampiri si anak lalu menyeretnya dengan paksa tapi si anak berusaha melawan dan membuat si perempuan itu menggendong si anak yang tetap meronta bahkan ditambah dengan tangisnya yang kemudian pecah. Mereka berdua menjadi pun menjadi pusat perhatian setiap pasang mata yang ada di dermaga tua itu.



Wassalamualaikum wr.wb...

Eiitt jangan ragu ninggalin sendal bro..!

Jumat, 23 Oktober 2015

Si Putih Kembali Lagi

Assalamualaikum wr.wb...




Setelah beberapa minggu hujan mulai turun, kali depan rumah juga maulai kembali teraliri air meski sedikit terasa asin, dan asap sedikit berkurang tapi kini...

Asap lagee........aasap laaagee..!!

Sesak lagee.....seesak laageee...!!


Gitulah sekarang. Asap kembali dengan gaya sok bohaynya seliweran kesana-kemari dilingkunganku. Padahal beberapa hari lalu udah mulai berkurang dan harapan pingin ngeliat birunya langit udah mulai jadi nyata ( pikirku tadinya ), tapi ternyata Si Putih balik lagi.

Asap yang menyelimuti langit sudah menjadi agenda tahunan dibeberapa wilayah seperti di daerahku ini. Tapi sepertinya banyak yang belum ikhlas kalo dibilang indonesia punya tiga musim : musim penghujan, musim kemarau, musim asap.


Dulu sewaktu sekolah ( SMA ) saya sempat merasakan musim asap yang sangat tebal terutama di pagi hari. Karena saat pagi hari asap bercampur dengan embun sehingga membuatnya semakin pekat apa lagi kalau masuk ke gedung sekolah, jarak pandang menjadi semakin pendek. Pernah suatu pagi asap bercampur embun sangat pekat, jarak pandang hanya sekitar lima sampai sepuluh meter selebihnya semua putih.

Saat itu kira-kira pukul 07:00 pagi, selasar kelas tampak putih karena asap dan embun. Yang terlihat hanya semacam bayangan-bayangan hitam yang berjarak 10 meteran bergerak ke sana-sini yang sebenarnya mereka bukan hantu tapi mereka teman-temanku. Dan tak jarang dari kejauhan dibalik selimut putih dan dari salah satu arah terdengar suara gaduh dan teriakan siswi, mau tau apa yang terjadi?? Teriakan siswi tadi terjadi karena dia tertabrak oleh siswa yang sedang berlari. Bayangkan, jarak 10 meter semua terlihat putih, jarak 5-8 meter orang hanya terlihat berupa bayangan hitam itupun meragukan yang hitam itu beneran orang apa cuma tiang atau bangku yang tercecer. Dan kalo kita bertemu teman sekelas kita tak akan mengenalinya sebelum kita bertemu sejarak 2 meter.

Itu pengalaman lamaku dengan kabut asap.


Eh iya, dari tadi aku belum mengatakan tempat tinggalku ya.

Aku tinggal di Kalimantan Barat, bukan di kota Pontianaknya sih tepatnya di Desa Pinang Luar, Kecamatan Kubu, Kabupaten Kubu Raya. Agak jauhlah butuh waktu tempuh 2 jam untuk sampai ke Pontianak. Hehe nama desanya kubold biar kenalan sama eyang Google.




Ya sudahlah sekian aja apdetnya ya. Maap kalo kata-katanya blepotan karen fokusnya kebagi sama berita di tipi hihi..

Wassalamualaikum wr.wb..


Seponsor: Bolong Trek Wap

Rabu, 02 September 2015

Mangkuk Alamat Palsu

Assalamualaikum wr.wb....



Beberapa hari yang lalu (31/8/2015) pagi-pagi setelah sholat subuh aku langsung ngumpet lagi ke dalam selimut, soalnya dikeroyok sama udara dingin perkampungan, hehe. Sembari meringkuk dalam balutan selimut layaknya kempong, jari-jari nakalku mencet-mencet keypad hp purba kalaku biasalah ngapain lagi kalo ga ngubek-ngubek dumay yang aduhay ini. Buka pesbuk, buka tiwitter, buka blog ini-blog itu, blog sana-blog situ, buka wap dan ga lupa buka akun periklanan yang saldonya selalu bikin miris, hiks ya maklum blog dengan traffik kembang-kempis gini memang ga bisa di harapin bisa nambah saldo meski emang dari awal ga terlalu serius sih saldo bisa nambah ya sukur ga nambah ya udah ( ya udah tapi kok pake hiks..hiks munampol banget ).



Pas udah agak siang yang ditandai dengan matahari yang makin jelas menyembul di ufuk timur dengan background yang merona memamerkan kemegahannya bikin aku speechless ga tau mau nulis atau ngomong apa buat ngungkapinnya abisnya mau nulis puisi yang hiperbolis terus tak bacain kenceng-kenceng tapi takut di timpukin sendal jepit orang sekampung :D .



Lagi asik baca artikel tiba-tiba emakku datang bawa kantong plastik berisi belanjaan yang dibelinya dari toko dekat rumah. Emakku terus aja ngeloyor dari pintu depan bablas ke dapur tapi selang beberapa menit balik lagi ke depan bawa baskom sama tauge, sementara aku yang khusuk baca artikel pura-pura ga ngeliat hehe, soalnya kalau ngeliat pasti......iykwim :D.

Tapi ga lama.



"Man, sini ini taugenya dibersihin...!"



Akhirnya tak tinggal lah hpku yang masih menampilkan deretan huruf yang merantai kalimat-kalimat yang belum selesai kubaca.

Dengan sangat berusaha sabar kubersihin tauge itu dari kulit kacang hijau dan akarnya, karena tauge yang dibeli udah agak ketuaan sampe ada akarnya panjang-panjang mirip serabut, aku udah bilang supaya akarnya ga usah dibuang tapi kata emakku akarnya bikin kelihatan jorok akhirnya kuikutin aja lah.



Dan ternyata bersihin kulit tauge itu PR banget, aku udah pernah bilang: "Kalau ada yang udah bersih mending beli yang bersih aja lah...!" tapi di sini jarang ada yang jual tauge udah bersih dan katanya kalaupun ada pasti harganya naik 2 sampai 3 ribu. Setelah rasanya kira-kira 50 sampai 70 tahun kemudian akhirnya semua tauge pun bersih dari kulit dan akar yang mirip serabut tadi fyuuhh rasanya luuega pokoknya berasa neraka udah jauh lah :D , karena selama mbersihin tauge aku pengen banget nyobot pinggang sebentar tapi sayangnya pinggangku permanen bukan kayak body tamiya atau beyblade yang bisa dicopot dan dituker pake body yang warnanya lebih keren.



Nah, karena taugenya udah bersih jadi dibawa buat dicuci terus dimasak. Tapi sebelum memasak tauge emakku nyuci piring, sendok, gelas, mangkuk sama sohib-sohibnya yang tinggal bareng dalam satu rak yang sama. Setelah selesai dicuci perkakas tadi disusun dalam rak, aku ga ngeliat cuma denger suara perkakas yang saling beradu aja sehingga menimbulkan jerit kemelutik yang merayap sampai ke ruang depan. Rak perkakas sedang dipindah ke ruang tengah karena dapur baru saja diperbaiki jadi suara-suara dari rak jelas terdengar di ke-dua kupingku.



Suara kemelutik masih terdengar di ruang tengah itu tapi tiba-tiba.



Krompyanggg!!



Terdengar ada perkakas dari kaca yang jatuh membentur lantai hingga pecah.



"Hhualaah mangkukku pecah...." suara emakku dari ruang tengah.



Lalu yang terdengar hanya suara pecahan yang bergesek dengan lantai sepertinya emakku sedang menyapu pecahan perkakas yang jatuh tadi. Kemudian tak terdengar apa-apa tapi kemudian emakku muncul dari pintu tengah membawa mangkuk yang sudah pecah itu, ia mengumpulkan pecahan yang lebih kecil ke dalam bagian yang lebih besar, dan berkata.



"Nih lihat, mangkukku pecah.." sambil menunjukkan mangkuk yang sudah pecah di tangannya.



Aku menanggapinya dengan mengangkat jempol kiriku karena tangan kananku tengah menggenggam hp.



"Mantapp..!" sambil mengangkat jempol kiri.



"Alamat apa ini pagi-pagi kok mangkuk pecah..." lanjutnya.



"Alamat palsu." jawabku singkat.



Emakku memandangi mangkuk pecah yang ada di tangannya sesaat, kemudian masuk kembali ke ruang tengah lalu entah lanjut kemana karena yang terdengar hanya suaranya yang menyanyikan lagu Ayu Ting Ting yang judulnya Alamat palsu, dan suaranya semakin lama semaki pelan lalu hampir tak terdengar lagi mungkin ia sedang membuang pecahan mangkuk tadi ke pekarangan belakang rumah.



Begitulah cerita pagi beberapa hari yang lalu.



Wassalamualaikum wr.wb..



Makasih udah mampir jangan lupa tinggalin komentar atau sendal jepit juga boleh tapi yang bagus ya, hihi :D

Minggu, 16 Agustus 2015

Hore-hore!!

Assalamualaikum wr.wb...



Enggg..ing..eeeng...... Akhirnya aku bisa nimbul lagi di blog ini setelah sekitar 2 bulan ga apdet, karena templat blog yang brantakan gara-gara tak kilik-kilik hihi.



Sekalian ngucapin HUT ke-70 buat NKRI tercinta ini semoga semakin merdeka, bukan sekedar di atas kertas tapi di tiap sendi kehidupan rakyatnya. Amiiinn.



Gimana kabar kalian semua, gimana puasanya, gimana lebarannya dan terakhir gimana liburannya meski tinggal beberapa aja nih pasti yang masih libur. Tapi kayaknya sih pada baik-baik aja, iya kan..?



Kalau aku sendiri sih biasa-biasa aja, puasa kemarin ga banyak yang beda dari puasa sebelumnya hanya kalau puasa sebelumnya aku masih di kost-kostan buka seadanya sahur bangun sendiri ga ada yang mau bangunin sih hikz (lebay), nah kalau puasa kemarin aku puasa di rumah bertiga bareng ortu soalnya adekku tinggal di dekat univ tempatnya kuliah. Tapi mau puasa bareng atau sendiri tetep ga ada yang bolong pastinya meski waktu di kost harus bangun jam 02.30 pagi bikin masak dulu buat sahur sambil ngantuk ga ngaruh. Beda sama puasa kemarin *katanya ga banyak yang beda..?!* kalau puasa kemarin mau buka, mau sahur ga perlu main bareng wajan sama bumbu dapur dulu cukup diam dan terima jadi apapun hasilnya yang pasti ga diragukan enaknya haha ya iyalah dari orok udah biasa sama masakan emak og, hehe.



Kalau lebarannya sih sama aja bener-bener samalah pokoknya: kuenya hampir sama, minumnya hampir sama, orangnya memang sama cuma nambah kerutan aja dikit hehe. Dan beberapa tahun terakhir ada perubahan setelah lebaran yaitu: berat badan. Ya, kira-kira 3 atau 4 tahun terakhir setiap habis lebaran badanku selalu naik padahal sebelumnya ga pernah naik, ga perduli apa aja yang masuk ke dalam karungku (perut) tetap aja cungkring sampai-sampai mamakku ngeluh.

"Kamu ni lho makan tiap hari kok cuma rambut aja yang cepet panjang dagingnya ga nambah-nambah, lha terus yang kamu makan kemana??" keluhnya, berkali-kali.

Lalu ga tahu karena apa tiba-tiba badanku bisa agak gemuk sendiri padahal yang masuk porsinya ga nambah malah sering kukurangi. Bahkan pernah setelah libur lebaran ada temanku yang nanya.

"Pipimu bengkak ya, Man??"


"Hahh? Bengkak, engga kok.."


"Itu?!" nunjuk mukaku dengan wajahnya.


"Ini bukan bengkak ini gemuk lahau.."


"Ooww gemuk, cepat sekali gemuknya padahal cuma 2 minggu liburnya.."



Nb:

Lahau: kependekkan dari belahau (tolol).



Sekarang mamakku ga nyuruh gemuk lagi tapi tiap ngeliat aku lagi ga pake baju sering bilang.

"Coba badanmu dikecilin dikit biar ga kayak ulet sagu gitu.."

Ribet ya, dulu cungkring ngomel disuruh gemuk sekarang udah gemuk ngomel disuruh kurus padahal inikan badan bukannya balon yang gampang bisa kembang kempis. ada-ada aja.



Tentang liburan, ah ga ada yang seru cuma di depan tipi, depan hp, depan hp, depan tipi lagi, depan hp, depan tipi lagi kalau ga gitu paling tidur setengah hari bangun buat mandi sama sholat lanjut tidur lagi. Ya gitu-gitu aja liburannya dan aku ujian semester awal bulan mei setelah itu libur jadi aku udah libur dari bulan mei, sekarang setelah daftar ulang juga masih libur juga. Kalau dulu pengen banget libur lama nah sekarang aku udah kekenyangan libur lama dan karena kenyangnya sampai pipiku udah nambah beberapa centi nih tebelnya dan otomatis mata, hidung sama emmm anu juga makin dalem tenggelemnya hihi.



Eh, tapi buat yang punya adek atau kerabat cowo yang masih kecil mending ga usah gemuklah ga baik nah kalo yang udah remaja mah gapapa karena resikonya ga sebesar kalau gemuknya pas masih anak-anak. Fyi buat yang belom tahu aja ya, kalau anak cowo terlalu gendut bisa bikin hormon testosteronya renda karena didominasi hormon yang ada pada wanita tepatnya sih aku lupa antara progesteron atau estrogen. Kalau mau tahu lebih lengkapnya mending googling sendiri aja ya *nanggung banget ya*.



Eh tunggu dulu jangang keburu nyamperin si embah dulu dong tuntasin dulu nih baca postku, kan aku belom klosing.



Ok deh sob sampai di sini dulu apdetanku besok-besok aku apdet lagi kan sekarang blogku udah agak bener dikit jadi aku bakal lebih sering apdet dan tentunya nyamperin blogmu, iya kamu yang lagi baca, hehe. Maapin kalo ada salah kata ya..



Wassalamualaikum wr.wb..



E eh eh jangan ngacir dulu tinggalin komen atau sendal ya buat aku ok sob..

Selasa, 02 Juni 2015

Dongeng Dulu dan Kemarin


Assalamualaikum wr.wb...

Berhubung cerpen yang niatnya mau tak post di sini baru jalan seperempat jadi supaya pengunjung yang mampir di blog ini (kalau ada) tidak bosan karena disuguhi postingan basi aku akan berbagi cerita aja, yaa mirip-mirip dongeng sebelum ngacir gitu lah.

Seminggu yang lalu mamakku ga siang, ga malam, ga subuh, ga sore selalu nyempetin nyuruh aku potong rambut karena memang sudah hampir satu bulan aku belum memendekkan rambutku, sepertinya mamakku terganggu dengan rambutku yang bagai sarang burung pipit terutama penampakan selepas bangun tidur terus kluar rumah, wow udah kayak orang sedang sakit keras: rambut menutupi mata, wajah pucat pasih kala sinar matahari menerpaku. Tapi bedanya kalo orang sakit keras mukanya tirus sedangkan kalau aku bermuka tembem hhehee :D .
Karena sudah merasa tak nyaman mendengar ocehan mamakku dan juga tak nyaman dengan rambut kian tampak menumpuk tebal dikepala akhirnya beberapa hari lalu aku potong rambut.

Wajar kalau aku tak nyaman dengan rambut yang sedikit tebal karena selama sekolah aku memang rajin memotong rambut dan hampir setiap saat rambutku tertata dengan gaya sedikit mohawk terlebih semasa SMA karena sekolahku dulu memang terkenal ketat dalam aturan dan tanpa toleransi bagi pelanggarnya. Bahkan yang sering terjadi adalah razia bagi siswa yang mengenakan kaos kaki tak sesuai aturan, seharusnya: senin-kamis kaos kaki putih, jumat & sabtu kaos kaki hitam. Dan jika ada yang terlihat memakah kaos kaki tak sesuai aturan maka ucapkan "bay-bay kaos kaki kesayangan.." sebab kaos kaki yang disita akan langsung dibakar ya dibakar awalnya aku ga percaya sampe aku ngliat sendiri. Waktu itu sudah lama tak ada kabar razia jadi para siswa heppy hingga terlena tiba-tiba saja guru mendatangi kelas dan melakukan sidak karena situasi tak terduga tentu saja hasilnya banyak. Kemudian saat pulan sekolah aku sedeng di dekat tangga tiba-tiba ada guru yang memanggil pegawah sekolah lalu orang itu datang membawa karung yang terisi setengah oleh sesuatu. Pegawai sekolah itu berjalan ke arah pembakaran sampah, di sana ada api yang menyala lalu dengan santai pegawai sekolah itu melemparkan karung sebelumnya dijinjing dengan satu tangan itu ke dalam kobaran api yang tampak menyala tenang tapi aku yakin itu panas dan pecayalah kalau itu memang panas. Aku hanya memandang tak beranjak dari tempatku, lalu guru yang tadi memangil pegawai sekolah berjalan melewatiku dan karena penasaran aku pun bertanya.
"tadi yang di dalam karung isinya apa pak?"
"itu kaos kaki dari razia anak-anak tadi " jawabnya dengan dialek khas orang timur.
"hhmm?! " aku membelalak mengerinytkan keningku mendengar jawaban tadi.

Selain kaos kaki ada juga razia sepatu, tali sepatu, rambut, ikat pinggang, celana (bagi yang cowo), kuku, bahkan sempat ada razia kumis segala. Konyol.

Tapi meski ada aturan semacam itu tetap saja ada siswa aneh yang iseng melanggarnya, emmm termasuk aku juga sih hehee. Aku dan salah satu temanku malah membuat ukiran di rambut kami. Awalnya sih temanku yang membuat terlebih dulu, dia membuat ukiran bermotif batik di pelipis kanannya dan dengan bangga ia memamerkannya pada kami tapi 2 hari berikutnya ukiran itu telah bersih karena kenat tilang guru BP sungguh ukiran yang malang T_T. Saat itu aku juga kemudian membuat ukiran tapi berbentuk sayatan dari tengkuk kanan naik sampai atas kuping maka jika aku berhadapan dengan guru aku tak perlu hawatir hhehee.

Hari pertama tak banyak yang tau aku punya jalan kutu baru di hari ke-dua temanku-temanku menyadarinya termasuk temamku yang ukirannya tertilang. Awalnya kami ngobrol dengan beberapa teman tak lama aku berpaling mau ke toilet kemudian teman yang lain pun bubar.
Tengah menggoes kursi roda tiba-tiba aku tersentak karena aku mendengar langkah kaki menghentak lantai diikuti kursi rodaku ditarik kebelakang hingga aku sedikit tersungkur karena kebiasaanku jika melajukan kursi roda memang tak pernah pelan-pelan. Saat kursi roda terhenti kemudian tangan kiri orang yang di belakangku meremas kapalaku lalu memiringkannya ke kiri agak keras.
"Adaww apaan sih, ini kepala woy jangan maen putar-puter seenak jidat.." cercaku.
"Diem toh, eh ini kamu sengaja bikin ukiran ya?" ucap orang yang berdiri di belakangku yang tak lain adalah teman yang ukirannya tertilang BP.
"Iya. Ukiranmu manah?"
"Kena tilang kemarin. Kamu nih licik bikin di sini, biar ga kliatan dari depan ya?"
"Iya dong, emang kamu nyali doang..."
"Eargghh!!, nanti kulaporin ke BP pokoknya.." ucapnya sambil menjitak kepalaku pelan.
"Eee... ga boleh gitu lah kemarin kan aku ga ada bilang-bilang. Awas aku mau ngelukis (kencing) nih..."
"Sana-sana-sana, uuhhh.." sambil mendorong kursi roda yang kududuki selaju mungking kemudian melepaskannya.
Saat kursi rodaku melaju kencang tanpa ada yang mengendalikannya kubiarkan saja tetap melaju membawaku menuju depan toilet sementara menunggu aku menyilangkan kedua lenganku di belakang kepala sebagai bantal untuk bermalas-malasan di atas kursi roda yang melaju itu tanpa rasa hawatir karena aku lumayan sigap untuk mengendalikannya kalau akan menabrak murid yang lalu lalang atau menghantam dinding.

Begitulah cerita tentang sekolah dulu, sekarang kita kembali pada cerita tentang beberapa hari ini. Nah setelah sebelumnya mamakku rutin mengomentari rambutku yang sudah bagaikan semak belukar tak terurus sebelum di potong kemarin petang 01/juni/15 kira-kira pukul 06:20 waktu aku menonton anime naruto :D ya aku masih suka menonton naruto mungkin sebenarnya sudah terlalu tua untuk itu hhahaa. Selain anime naruto dan memang hanya naruto aku juga suka menonton berita, talk show atau acara-acara yang menambah wawasan atau semacamnya lah tapi untuk sinetron dengan tegas aku bilang NO!! kalau ftv masih nonlah walau sekilas-sekilas.

Saat aku menonton naruto tiba-tiba mamakku yang sebelumnya ikut menonton berkata.
"Coba kamu lihat kumismu juga jenggotmu. Kenapa kamu berkumis subur begitu.."
Aku hanya menjawab dengan berguman dalam hati. "Aku berkumis karena aku laki-laki mak.." bisikku dalam hati.
Kupikir dengan diam mamakku akan akan diam ternyata aku salah, mamakku kembali berucap.
"Kamu nurun siapa sih kok kumis sama jenggotmu panjang begitu..."
Aku hanya membalas kata-katanya dengan tatapan yang sepertinya terlihat tanpa ekspresi ke arah mamakku, sebenarnya itu ekspresi keherananku. Bagaimana aku tak heran kenapa juga masih ditanya aku turunan siapa.
"Sudah pasti aku turunan bapakku.." sekali lagi aku menjawab dengan guman dalam hati.

Tampaknya mamakku sedikit mengalami shock ringan mungkin karena aku jarang memanjangkan kumis dan jenggotku, sekarang aku berinisiatif memanjangkannya karena aku tak ada rencana bepergian sebab aku kurang pede bepergian dengan kumis serta jenggot melekat di sekitar bibirku. Bayangkan saja seorang remaja bertubuh kecil dengan pipi menggembung, wajah pucat, mata agak dingin ditambah helaian kumis dan jenggot yang tumbuh jarang-jarang namun helaiannya mirip sapu ijuk, eh bisa buat nyapu dong ya jenggotku.

Demikian posti ini saya buat. Kurangnya mohon dimaafkan, lebihnya buat kalian aja..

Wassalamualaikum wr.wb...

Rabu, 20 Mei 2015

Dari Tugas Waktu SMP


Assalamualaikum wr.wb....

Seniman, jika kalian mendengar kata itu apa yg ada dalam benak kalian apakah sosok seseorang dengan daya kreatifitas tingkat dewa atau apa??
Kalau saya entah kenapa waktu kecil ketika mendengar kata seniman justru yg tergambar adalah sosok dengan gaya seperti Butet Kertarajasa mungkin karena beberapa sosok seniman yg muncul di televisi umumnya memang tak jauh berbeda dengan sosok om Butet, maka secara otomatis gambarannya terinput dalam batok kepalaku dan ketika kata seniman menekan tuth search info di otakku maka yg terproyeksi adalah sosok yg seperti itu.

Semakin lama aku tahu kalau kata seniman itu adalah istilah agregat yg di dalamnya masih terbagi-bagi lagi berdasarkan spesialisasi skill masing-masing seperti: sastrawan, pelukis, pemahat, penari, penyair, penyanyi dan pe pe yg lain.

Menurut pandangan kalian apa yg menarik dari sosok seniman??
Kalau dari pandanganku yg sering di bilang bermasalah karena sering memandang sesuatu dengan cara yg aneh, yg menarik dari seorang seniman adalah cara mereka menyampaikan suatu gagasan atau pemikiran dalam media karya seni, selain itu para seniman juga dapat melatih seseorang untuk berpikir kritis karena seniman akan menyelipkan makna dalam karya seninya dan penikmat seni harus punya pikiran kritis untuk mengartikan, mengupas serta menggali makna yg tersimpan dalam sebuah karya seni. Namun terkadang ada seniman yg sengaja menyembunyikan makna di dalam karya seninya dan hanya si empunya lah yg dapat membacanya.

Banyak cara untuk menyembunyikan makna dalam sebuah karya seni, ada yg menyamarkannya dengan pemberian makna majemuk dalam karyanya ada pula yg menyembunyikan makna karyanya dengan menggambarkan makna tersebut dalam bentuk gambaran yg hanya di pahami oleh si pembuatnya saja.

Mengapa mereka menyamarkan atau menyembunyikan makna dalam karya seni??
Tentu setiap seniman punya alasan yg berbeda, namun terkadang hal itu dilakukan untuk mengingatkan si seniman tentang sesuatu dan tidak ingin diketahui banyak orang lain.


Hm hm hm :) sebenarnya aku sudah pernah menulis penggalan tulisan di atas itu, tapi tulisan pertamaku dulu hanya tertuang dalam sebuh buku tulis seharga seribu rupiah bersampul kuning bergambar dua anak kucing yg tidur dan terlihat sangat manja, sekarang entah sudah hilang kemana buku itu karena buku itu kupakai saat aku kelas VII SMP dan tulisan tentang seniman itu aku tulis dalam rangka untuk memenuhi tugas pertama mata pelajaran bahasa indonesia di jenjang SMP.

Saat itu tugasnya bukan membuat karangan bebas atau karya ilmiah tapi menuliskan cita-cita dan harus disertai alasannya, tapi aku tak perduli dengan tujuan tugas itu intinya aku menulis lagi pula apa pun yg ku tulis guru bahasa indonesiaku juga tak mungkin mengintrogasiku tentang tulisan itu dan apa pun cita-citaku guru itu juga tak akan tahu. Dulu aku menulis tentang seniman hanya karena tertarik saja dengan topiknya dan aku yakin tak akan ada yg membahas tentang seniman selain aku.

Dan benar saja aku satu-satunya orang aneh yg membahas tentang seniman sementara yg lain ada yg menulis ingin menjadi penyanyi, artis, dokter, arsitek dan entah apa lagi. Sesuai perkiraanku pula, tulisan berbeda dari yg lain karena tulisanku lebih menjurus ke karya ilmiah dari memaparkan sebuah cita-cita.

Beberapa hari kemudian buku tugas pun dibagikan, tapi sebelum buku sampai ketanganku buku bersampul kuningku sudah lebih dulu jadi rebutan teman-temanku mungkin mereka penasaran tulisan tangan dari orang aneh ini dihargai berapa oleh guru bahasa indonesia kami hhehee
Tapi bukan itu alasannya, jadi awal-awal aku masuk SMP bukuku memang sering direbutin sama teman-teman karena waktu aku masuk SMP nimku tercatat paling tinggi di antara yg lain hhehee walau pemales begini aku masih tercatat sebagai lulusan terbaik meski di SD hhehee tapi rekorku belum terlampaui loh sampai sekarang ekhek ekheim... *malu-malu kucing nih* hhehee .

Saat buku sampai ketanganku otomatis sudah tak lagi perawan lah nilaiku sebab telah terjamah tangan-tangan tengil yg dengan bengis menggerayanginya, membukanya kemudian tergambar pula wajah mereka menatap dengan mata menyisir tiap baris tulisanku yg tak terbaca oleh beberapa temanku, selain karena goresan tanganku yg buruk masalah utamanya adalah karena tulisanku rangkai dan di kelas bahkan di sekolahku hanya aku lah orang aneh yg menulis dengan gaya rangkai dan masalah tulisan tak terbaca teman ini terus berlanjut hingga SMA.

Begitu buku sampai ditangan perlahan kubuka dengan penuh perasaan dan kelembutan, tak lama kemudian jeng...jeng...jengg oek terlihatlah angka 95 dengan tinta berwarna biru di samping tulisanku yg bertinta hitam ternyata guru bahasa indonesiaku sengaja menuliskan nilai di samping tulisan bukan menimpa tulisan dengan alasan agar dapat dibaca di lain waktu begitu ujarnya.

Adapun hal-hal yg ku tuang dalam tulisanku dulu yaitu tentang pandangan umum secara fisik tentang seniman. Kalian tentu tahu kan seperti apa pandangan terhadap seniman Kumel yupss itu lah penilaian kebanyakan orang karena memang itulah yg ditampilkan. Padahal mereka sangat paham akan nilai keindahan namun justru penampilan mereka justru terlihat kumal apa lagi saat mereka fokus dengan karyanya. Kalian tahu kenapa mereka begitu??
Menurut pandangan orang awam sepertiku mereka terlihat kumal karena mereka lebih suka menuangkan keindahan dalam benak mereka pada karya seni mereka.

Hhmm sayang sekali hanya itu yg aku ingat dari deretan tulisan lamaku mungkin kalau bukunya ketemu akan ku tulis lengkap di sini tapi pastinya para pembaca akan bosan karena kalau aku sudah memegang pulpen dan mencoret kertas otakku bisa lupa daratan dan susah mencapai ending karena gagasan terus muncul.

Seniman ow seniman kalau dipikir-pikir jadi seperti kayu yg mencipta emas ya ato ya, iyain aja lah hhee...

Wassalamualaikum wr.wb...

Minggu, 17 Mei 2015

Dosen, Teman Dan Dilema


Assalamualaikum wr.wb....

Hhmm.... akhirnya aku baru apdet lagi di blog baru ini. Bukan karena kehabisan ide yg harus ditulis, namun justru karena ide-ide yg bermunculan begitu banyak dan serasa berdesakan dikepala, masing-masing ingin segera dituangkan tp karena ide yg terus berdesakan menjadikan kepala berkecamuk dan supaya adil aku memilih tidur dari pada pas lagi nuangin satu ide tiba-tiba ide lain ngrecokin pengen dituang juga dan akhirnya ngancurin postingan jadi mending tidur kan..

Sampai titik ini pun aku belum tau ide mana yg akan ku tulis tapi biarlah jemari kasarku yg memutuskannya ide mana yg harus dituang terlebih dahulu.

Sebenarnya ide-ide yg berdesakan itu hanya sebuah ceceran kisah lalu dari hari-hari yg pernah ku lalui, entah mengapa aku merasa ingin membaginya di sini padahal blog ini sepi pembacanya dan juga kisah-kisahku tak begitu menarik untuk dibaca karena sampai umurku sekarang ini tak ada hal istimewa dalam hidupku tak banyak pencapaian istimewa, tak ada tempat-tempat istimewa yg kudatangi, tak ada peristiwa istimewa yg terjadi semua cenderung datar tak banyak peningkatan yg terjadi kalau penurunan kulitas hidup, nah kalau untuk hal ini banyak sekali yg terjadi.

Tapi ya sudahlah meski rasanya lumayan eneg sama keadaan yg ya bisa dibilang ga enaknya pake banget tapi aku bisa apa,
menggerutu??
suudzon??
boleh yg kayak gitu? jelas engga kan.

Seandainya aku punya remote ajaib di filem Click aku pengen ngepouse hidupku bentaaarr aja aku mau ambil napas, napas yg bener-bener napas tapi ini kan bukan filem ini dunia nyata sekali kita kepleset di satu jalan udah ga bisa diundo cuma bisa diambil pelajarannya doang biar ga kepleset lagi dan ga perlu disesali rasa sakit atau rasa malu keplesetnya tapi diikhlasin aja.

Ngomongin masalah ikhlas mengikhlaskan aku jadi inget kata-kata temanku.
Jadi beberapa bulan lalu aku kenal seorang teman, kita sering sharing masalah-masalah problem hidup (jiaah sok banget..) tapi aku sih yg lebih sering nanya ini itu karena dia jauh lebih bijak dari pada aku jadi aku rasa dia bisa ngajarin aku cara memandang masalah dengan lebih jelas bukan memandang masalah dengan pandangan yg dibumbui kabut-kabut emosi.

Beberapa kali temanku itu menasihatiku dengan kata-kata yg sama
"man, kamu harus belajar ikhlas ya... ikhlas menerima ketetapan-Nya supaya hatimu lega dan tidak terus menerus merasa terbebani, ingat itu ya.."
Selain bijak dia juga sedikit banyak lebih tau tentang agama dibandingkan aku. Dan dia pun bersedia mengajariku ini itu.

Tapi aku sendiri sedikit dilema menanggapi nasihatnya karena makna dari nasihatnya sedikit bergesekan dengan yg kugenggam selama ini mungkin karena latar belakang penasihat yg berbeda ya maka intinya juga sedikit berbeda.

Jauh sebelum dinasihati temanku aku sudah lebih dulu mendapat nasihat dari seorang dosen dari sebuah univ. Waktu itu aku duduk dibangku SMA tepatnya kelas XII, aku tak ingat saat itu hari apa dan sedang ada event apa di sekolahku tapi yg pasti ada tamu yg datang ke sekolahku.

Saat aku sedang menyalin tulisan yg sebelumnya telah dicatat temanku di papan tulis tiba-tiba ada dua orang laki-laki masuk ruang kelasku, karena aku duduk dibangku pojok paling depan disamping pintu maka aku lah yg pertama tahu kalau ada orang yg masuk kelasku.

Dua orang yg masuk itu adalah guru BP dan seorang tamu yg kemudian guru BP bilang kalau beliau itu seorang dosen, kemudian guru BP menginformasikan sesuatu kepada kami (aku & teman-teman kelasku) aku mendengarnya sambil tak henti-hentinya tanganku menggerakan pulpenku kesana kemari untuk menulis, karena gaya tulisanku tegak bersambung maka untuk menulis cukup menempelkan ujung pulpen dipermukaan kertas lalu menariknya kesana-sini sudah bisa membentuk tulisan.

Sementara guru BP menyampaikan tujuannya masuk kelas kami dosen yg turut datang itu justru hanya diam berdiri di hadapanku meski aku tak memandangnya karena sedang fokus mencatat namun tetap saja sosoknya terlihat dari sudut mataku.

Saat guru BP selesai menyampaikan info dan hendak melangkah keluar dan mdninggalkan kelas tiba-tiba dosen di hadapanku yg tadinya diam entah memandang menanyaiku.
"kamu masih ingin sembuh??"
Aku yg masih asik mencatat merasa terkejut mendengar pertanyaan tiba-tiba itu, sontak saja tanganku berhenti menggerakkan pulpen di atas kertas bukuku. Sejenak aku terdiam sambil mengangkat daguku dan memikirkan jawaban apa yg aku lontarkan pada pria di hadapanku itu, sepertinya ia tak begitu paham "apa yg terjadi".

Setelah sejenak termenung akhirnya kulontarkan jawaban meski hanya sebuah gumam dan satu kata disertai anggukan pelan.
"hmm 'mm.. ya.."
"bagus, pertahankan itu... tapi kamu juga harus bersiap dengan kemungkinan terburuk ya, maaf saya bukan mau menakuti kamu atau apa tapi terkadang apa yg kita mau tak selalu sejalan dengan kenyataan, saya mau kamu kuat menghadapi apa pun yg terjadi nanti.."
Dosen itu mengakhiri nasihatnya dengan menepuk pelan pundak kananku lalu dia pergi keluar dari pintu kelas dan belalu sementara aku hanya termenung memandangi punggungnya yg semakin menjauh.

Aku sempat bertanya pada teman sebangkuku yg kebetulan perempuan.
"eh, guru BP tadi masuk ke sini buat ngasi info lha terus tamu tadi masuk ke sini mau ngapain ya masa cuma berdiari bengong doang.."
Tapi temanku hanya menanggapi pertanyaanku dengan mengangkat bahunya.

Nasihat dari dosen itu memang sedikit bertele tapi lebih mudah di impelementasikan dan terdengar lebih merdu di telingaku. Sementara nasihat dari temanku, lebih singkat daaann ya sebenarnya kalimat itu lebih kejam meski terbaca begitu santun.

Dalam beberapa hal aku memang lebih suka memakai pandanganku sendiri tp untuk dilema yg satu ini aku perlu mengumpulkan banyak pandangan dari orang-orang yg tidak biasa. Sebuah dilema serasa seperti sampah di ujung ngarai jika tak dibersihkan akan sering mengganggu ngarai, jika dilema tak dituntaskan hidup akan sering tersendat sementara kita semua tau waktu dan hidup terus bergerak maju tak perduli kau sedang berhenti merenungkan dilemamu waktu dan hidup tak sudi berhenti sejenak untuk menunggumu.

Ya, apa pun isi tulisan ini, mungkin tak penting atau mungkin juga tak bermakna tp ok lah tak ada yg salah dengan sebuah opini.

Agar semakin aneh sebaiknya tulisan ini ku akhiri sampai di sini. Kurang lebihnya mohon di maafin ya...

Wassalamualaikum wr.wb...

Kamis, 14 Mei 2015

Tetap Kucing Meski Di Kandang Harimau


Assalamualaikum wr.wb...

Hhmm.....
Tadi malam nih aku lagi browsing di gugel sekedar buat nyari bacaan yg asik karena lagi rada suntuk nonton tipi tayangan cuma gitu-gitu doang, kadang sih baca postingan sendiri di blog satunya tp lama-lama bosen juga jadi ya ngiter deh di gugel hhehee....

Nah pas ngubek-ngubek eh ketemu artikel keren dan karena saya anak baik nih deh tak anterin ke TKPnya Air Yang Tak Basah e eh eh jangan lupa ongkos anternya ya hhehee...

Itu artikelnya ngebahas tentang menjaga diri dalam pergaulan, nah pas selesai baca artikel itu aku jadi inget jaman aku waktu masih tinggal di tempat kos dulu...

Dulu temen kostku itu anak-anak "bebas" baik temen kos ataupun temen luar kos mereka pada bebas tak terkontrol pokoknya mereka itu nglakuin apa aja yg mereka mau, dari yg ringan kayak ngrokok, sampe minum minuman keras, tawuran dan free sex, tuh rada miris kan jangankan kalian aku aja ngrasa miris.

Tp untungnya aku kepala batu dan selama ini kebandelanku mengarah ke yg positif (bukan tes pek loh ya yg positif wkwk), jadi waktu aku ngekos itu sering banget di tawarin buat join bareng mereka dan paling sering itu di tawarin rokok tp aku selalu nolak dan karena kekeras kepalaanku bikin aku tetep nolak dari awal mereka nawarin sampek terakhir aku nginjekin kakiku di kos itu.

Bukan cuma rokok tp alkohol juga sering ditawarkan udah berkali-kali juga aku ditawarin tp sampe lulus SMA tetep aku ga nerima dan karena aku konsisten jadinya temenku nawarinya cuma buat basa-basi aja sekedar "minum, Man.." gitu aja, sementara kalo ada temen luar yg ngumpul bawa minuman terus nawarin aku temen kosku justru ngasi tau temen luar itu "eh Man ga usah, dia ga minum dia dikasi es aja..." gitu biasanya..

Terus aku juga pernah ditawarin cewe sama temen sampe mbujuk-mbujuk segala. Waktu itu kita ngobrol tentang cewe terus dia ceritain pengalamannya merawanin cewe terus dia jadi nawarin aku.
Temen:"kamu mau kah, gampang kalau mau besok-besok aku carikan.."
Aku:"hhehee enggak ah..."
Temen:"eeehh udahlah ga usah malu-malu, beneran nih, sebut ajalah kamu mau yg kayak gimana..."
Aku:"enggak perlu lah..."
Temen:"hhuuu masih malu-malu, tebakanku sih pasti kamu suka sama yg berjilbab kan, udah lah nyantai aja kalo kamu nyari yg masih perawan pun aku sanggup bah nyariin.."
Aku:"waduuh kamu kok niat banget sih nyariin aku, aku masih suka jadi perjaka kok.."
Gitu lah potongan dialog waktu itu sebenernya masih panjang dialognya tp intinya aku nolak tawarannya.

Yg ga pernah ditawarin cuma tawuran (ya iya lah, lhawong berdiri aja pontang-panting..) gimana mau ditawarin coba hhehe..

Di kos-kosan itu semua laki-laki tp ga semua pikrannya sejalan kalo dipikir-pikir aku jadi kaya kucing di tengah kumpulan harimau ya yg lain jadi anak-anak gahar akunya tetep anak kalem ibarat dalm sebuah kandang yg ribut suara raungan harimau tp ada suara ngeongan kucing xixixii...

Tp asik sih temenan sama anak-anak kayak mereka solidaritasnya itu lho yg mantep dan aku ga terlalu hawatir kebawa mereka karena beberapa orang nyebut aku orang idealis dan kayaknya orang idealis itu agak susah diajak nego dalam beberapa hal.

Lagi pula menurutku yg namanya temenan itu bisa sama siapa aja asalkan udah punya pegangan sendiri dalam artian ga gampang terombang-ambing, ga gampang hanyut terbawa arus, toh semua orang itu punya sisi baik dan buruk bahkan itu seorang preman, bandit atau semacamnya kalo ada orang yg menjauhi mereka itu karena pandangan fisik mereka bukannya pepatah mengatakan "do not judge the book by its cover" gitu kira-kirah tau deh tu tulisannya bener apa engga karena bahasa inggrisku hancur lebur.

Dan aku juga tergolong orang yg sedikit seneng kalau menjadi beda dalam suatu lingkungan karena jadi gampang dibedain dan dikenali contohnya ya kayak tadi itu jadi peminum es diantara para peminum miras.

Eh ada yg unik nih, waktu itu kita lagi nonton blue nah aku ga suka yg ceritanya tentang pria hyper tiba-tiba pas adegan kekerasan aku ga sengaja nyletuk "astaghfirulloh..." eh anak-anak di sekitarku pada mlotot terus bilang "janc*k, hheeh!!, kamu kalo mau nonton ya nonton kalo zikir ga usah disini, nonton bokep pake istghfar segala bikin ga mut aja..." gerutunya, "hhehee sorry boy kelepasan soalnya ga biasa nonton yg hyper.." jelasku, terus lanjut nonton bentar.

Hhmm kayaknya cukup sampe sini dulu ya postinganku karena ngepos pake hp jadul karakternya terbatas sob mau modif browser ga telaten njlimetnya itu loh bikin mata kunang-kunang. Mohon maaf kalo ada kata yg kurang pantes ya...

Wassalamualaikum wr.wb...

Minggu, 10 Mei 2015

Kamu Nyari Apa??

Assalamualaikum wr.wb....

Selepas ujian nasional SMP orang tuaku nanya "setelah ini gimana, lanjut nggak??" tanyanya, aku pun menjawab dengan santai "lanjut lah..." jawabku.

Kalo orang tua yg lain dengan anak yg sehat dan tegap mungkin pertanyaan itu ga perlu di ucapin karena umumnya orang tua akan terus mendorong anaknya yg baru lulus SMP untuk melanjutkan pendidikannya, namun karena aku difabel jadi orang tua perlu bertanya apalagi kalo sekolah yg akan kumasuki adalah sekolah umum sehingga mungkin mereka hawatir aku akan merasa minder, malu atau semacamnya kalau berbaur dengan yg lain.

Tapi setelah mendapat jawabanku orang tuaku ternyata ok ok aja asal aku mau mereka juga mendukung, eh ternyata yg ngejudge malah beberapa kerabat dekatku sendiri, saat mereka tau aku akan melanjutkan pendidikan ada saja yg mereka omongkan padaku dibelakang orang tuaku.

Salah seorang kerabat berkata padaku "kamu ngapain mau lanjut segala emang mau ngejar apa, udahlah diem aja dirumah..." ucapnya, atau dihari yg lain ada kerabat yg berkata "kamu ini jalan aja susah kok bertingkah mau masuk SMA, kamu tau kan SMA itu jauh dari sini harus nyebrang sungai, emang kamu sanggup nyebrang sungai tiap pagi...." ucapnya, aku hanya tersenyum sembari berkata "gampaaangg..." ucapku pelan, pokoknya hari-hari selepas ujian SMP dan mulai pendaftaran SMA banyak sekali kata-kata yg berseliweran kalau tidak untuk menghargai mereka sebagai kerabatku ingin sekali aku menutup kedua telingaku tepat dihadapan mereka tp sayang sekali rasa hormatku pada mereka masih mengikat kuat keinginanku.

Akhirnya aku masuk SMA lalu setelah bernego dengan orang tua akhirnya tercapai kesepakatan, orang tua mengabulkan keinginanku untuk tinggal ditempat kost selain alasan lebih dekat dengan sekolah juga agar kerabat-kerabatku tak melulu menggangguku dibelakang orang tuaku karena yg kutakutkan jika terlalu lama mereka meributiku bisa-bisa aku naik pitam dibuatnya dan aku tak mau hubungan kekerabatan kita jadi tegang.

Akhirnya aku masuk SMA dan telah berjalan 1 tahun, karena aku tinggal di tempat kos dan hanya pulang seminggu sekali otomatis aku hampir tak pernah berkomunikasi dengan kerabatku dan kupikir pasti mereka sudah tak meributkan tentangku toh mereka sudah melihat bahwa aku bisa menjalaninya demikian pikirku tapi ternyata masih saja ada yg usil.

Sore itu aku sedang berbaring dirumah karena baru pulang dari tempat kos tiba-tiba satu kerabatku datang lalu langsung masuk rumah dan menemukanku yg sedang berbaring, seketika itu ia bercuap-cuap didekatku "kenapa kamu kok baring gitu, capek..?" ucapnya, aku yg sudah bisa menebak kemana arah tujuan omongannya kucoba segera memotong omongannya dengan berkata "enggak lah ngapa capek..." ucapanku sambil bangun duduk dengan sigap, tp ternyata ocehannya tetap berlanjut "udah dari dulu dibilang ga usah sekolah tp kamu keras kepala dan bertingkah pake lanjut sekolah segala...." ucapnya, aku pun hanya menanggapinya dengan senyum lalu kerabatku itu berlalu keluar dari rumah.

Earrgghh!! rasanya pengen tak marah-marahin lah tuh orang padahal aku ga pernah ngeluh atau merengek didepan dia tp kenapa dia sok banget seolah omongannya sudah paling benar hhmmm yaa tp semua itu sudah lewat tp sempat terulang sewaktu aku hendak melanjutkan pendidikanku lagi meski tak seekstrim dulu...

Yg aku heran kenapa orang yg melemparkan kata-kata untuk mesupportku justru mereka yg tak terlalu mengenalku sedangkan mereka orang-orang dekatku justru melempar kata-kata seolah menyuruhku membubarkan minatku padahal minatku bukan pada hal-hal yg negatif, padahal aku tak pernah mengucapkan kata-kata yg menjudge atau merendahkan mereka karena katanya kan apa yg kita terima itu setimpal dengan apa yg kita beri tp kok gini ya..

Ok deh sekian aja post kali ini mohon maaf jika ada salah kata...

Wassalamualaikum wr.wb...

Karena Sense Nakalku


Assalamualaikum wr.wb....

Sense nakal begitulah aku nyebutnya, ini salah satu skill kurang baik yg entah kenapa kok nyusruk di kepalaku....

Sense nakal apaan sih..?

Begini sob, kalo mata kita kan responsifnya sama cahaya ya jadi kalo ada cahaya kaya apa pun bentuk, warna ato modelnya pasti mata kita ngrespon dgn melihatnya, ya ato ya? pasti ya dong hhehee...

Itu kalo mata yg sebagai indera penglihat, nah yg mau tak omongin di sini kan sense nakal a.k.a indera nakal so yg direspon ya hal-hal yg nakal dan alat indera ato alat buat ngresponnya lebih kompleks memfungsikan sebagian besar panca indera tapi yg dominan sih cuma mata ama kuping doeng....

Ini sebenarnya mau nulis apaan sih....?

Gini sob aku ini tergolong pria yg ya mungkin bisa dibilang beruntung ato malah kurang ajar soalnya kalo ada pemandangan syur kek rok cewe yg ga sengaja kesingkap, kerah baju cewe yg tiba2 melorot, ato resleting cewe yg turun ato kelupaan ga dinaikin pokoknya yg kek gitu-gitu lah pasti tanpa dikabarin aku langsung noleh dan taraaAA!!! rejeki nomplok ada disana wkwk eit eit tp kalian jangan mikir kalo aku ini orangnya mesum, mata keranjang ato semacamnya krn aku masih takut sama yg namanya dosa loh hhehee....

Banyak cerita tentang kenakalan itu terutama jaman SMP itu paling parah kalo jaman SMA aku udah rada insapan dikit dan selepas nyaris udah ga pernah lagi tp tadi siang pas lagi nunggu jam kuliah eeehh aku ngliat yg gituan lagi meski ga seseronok jaman SMP sih hhehee....

Jadi ceritanya tadi siang pas aku lagi duduk di pager selasar yg rusak lalu disebelah kiriku sejarak 3 meteran berdirilah seorang cewe berbaju biru muda dengan jeans biru, pertama ngliat sih ga ada yg aneh sampai beberapa menit kemudian entah ada angin nakal apa dan dari mana yg nggerakin kepalaku buat noleh sekali lagi ke arah kiri dan kali ini tanpa sedikit mendongak dan otomatis yg terlihat dari cewe itu tentu saja dari pinggang kebawah dan jeng...jeng...jeng... ternyata resleting tu cewe kebuka bro.....

Kalo biasanya cewe yg makek rok kan kalo resletingnya kebuka yg kliatan area bokong ya sedangkan cewe yg sedang aku liat itu lagi makek jeans otomatis kalo resletingnya kebuka yg kliatan pastinya area ....=.=..... aaAAHH aku ga berani ngomong lah dan untungnya sekaligus sialnya aku cuma ngliat dari samping jadi isinya ga kliatan deh wkwk, tp ga lama tu cewe nyadar klo resletingnya kebuka dan aku langsung cepet-cepet nengok ke arah laen biar tu cewe ga malu-malu banget kasian juga kan kalo dia tau ada yg ngliat resletingnya kebuka mana cowo pula yg ngliat meski cowonya masih kliatan kek bocah ingusan hhehee....

Jadi saranku nih sebelum kalian bepergian ato setelah buang hajat pastikan resleting kalian ketutup, Ok......

Woke deh cukup sekian post ini, kurang lebihnya mohon di maafin....

Wassalamualaikum wr.wb....

Rabu, 06 Mei 2015

Kikuk Yang Polos


Assalamualaikum wr.wb...

Hallo semua.....
Aku apdet lagi nih akhirnya hhehee tapi aku masih penasaran sih ini blog udah ada yg baca apa belom ya ato jangan2 yg baca cuma aku doang, ya inilah bedanya ngeblog di blogspot sama di mwb kalo di blogspot rada susah cari visitor tp ok lah gapapa aku bakal terus apdet di sini ya sesempatku pastinya hhehee.....

Ya udah deh aku langsung ke ceritanya aja ya....

Ini kisah nyata loh ya bukan imajinasi ato fiktif belaka hhehee....

Jadi, beberapa tahun lalu ada kejadian konyol di lingkunganku bukan di gangku sih, waktu itu sore2 seorang bocah laki2 umur 8 taunan kita sebut saja dia Kikuk (nama samaran), Kikuk yg pulang bermain itu badannya kotor lalu diapun mandi di kali depan rumahnya....

Selesai mandi si Kikuk langsung masuk rumah mau ganti pakaian, karena suasana rumah lagi sepi dia pun penasaran mencari ke dua orang tuanya, setelah di cari2 tp tak juga ditemukan si Kikuk pun menggunakan jurus terakhir yaitu teriak2 manggilin emak bapaknya tp tetep aja ga ditemukan juga....

Si Kikuk ga nyerah, dia masih nyariin orang tuanya dengan mencari di hampir semua ruangan yg ada di rumahnya tp lagi2 tak ditemukan terus Kikuk ingat ada satu ruang dirumahnya yg belum di samperin yaitu kamar orang tuanya, lalu dengan santainya si Kikuk nylonong menuju kamar orang tuanya lalu saat tepat di depan pintu kamar itu si Kikuk menyibak horden yg menggantung di bibir pintu kamar itu.....

Perlahan tangan Kikuk menyibak horden dan kemudian menebar pandangan ke dalam kamar itu nah setelah Kikuk melihat isi kamar itu sontak Si Kikuk langsung membalikan badannya dan berlari keluar rumah menuju rumah tentangga yg ada di depan rumahnya seraya berteriak histeris "budeEE...budeEE...mama sama ayah berkelahi di kamar sampai telanjang-lanjang....!!" ucap si Kikuk dengan wajah hawatir, mendengar itu tentu saja orang yg di sebut Bude jadi kaget bercampur geli lalu mengatakan pada Kikuk untuk membiarkannya meski Kikuk masih bingung tp akhirnya menurut saja.....

Dan setelah kejadian itu kabar pun menyebar dari mulut ke mulut, dimana ada ibu2 berkumpul mereka pasti membuat candaan tentang kejadian itu sambil cekikikan.....

Hikmahnya mungkin para pasangan orang tua harus lebih pandai memilih waktu jika ingin menyalurkan keinginannya, apa lagi yg masih punya anak kecil, jangan sampai dirumah kalian ada Kikuk juga apa lagi sampe triak2 ke rumah tetangga wadoohh pastinya kan malu banget toh hhehee....

Berhubung saya masih single maka cerita konyol kayak gitu cukup jadi pengetahuan aja hhehee.....

Ok deh sekian post pendek kali ini semoga ada gunanya buat yg baca. Mohon maap kalo ada salah kata....

Wassalamualaikum wr.wb....

Senin, 27 April 2015

Salam Kenal Sob....


Assalamu'alaikum wr.wb....

Bismillahirohmanirrohim....

Hay semua wow lumayan canggung ya kalo nulis di blog baru hhehee...

Padahal sebelumnya aku udah rada eksis juga di dunia blogging meski blog pertamaku sampe sekarang masi sepi sih hiks tapi kalo blogspot sih baru pertama ini, yaa semoga aja blog ini bisa langgeng deh ga perlu muluk muluk mesti rame ato tenar pokoknya langgeng nan awet kayak adminnya yg selalu awet muda hahahaaa....

Oh iya, berhubung ini artikel pertama di blog ini jadi kayaknya aku mesti ngenalin diri dulu deh ya sama kamu..... iya kamu.... kamu yg cantik nan single eheheee...

Aku biasa di panggil Man, itulah panggilan singkatku simpel kan sesimpel hembusan napas yg jarang dimaknai namun sangat berarti ekhek ekhem :D ....

Aku lahir di perkampungan a.k.a plosok sekitaran kota yg di beri nama sesuai penghuninya yg telah tenar seantero nusantara yg tak lain ialah cewe bahenol yg disebut Pontianak ato nama panggung lainnya *nama panggung??* yaitu Kuntilanak, hhahaa....
Ya di sinilah tanah kelahiranku sob ditanah Borneo, eh kalian ada yg belom tau ya Pontianak itu wilayah kalimantan bagian mananya??
Apah, beneran belom tau...., ya udah ga papa ga usah nunduk malu gitu hhehee...
Pontianak itu berada di wilayah kalimantan bagian baratnya sob jadi nama provinsinya Kalimantan Barat sob.....

*Waktu lahirnya belom Man..* pas aku liat di akta kelahiran sih aku lahir tanggal 09 bulan september, hhehee jadinya tanggal 09/09/1999 yg merah itu cuma ngarep aja sih hhihiii, untuk tahun lahirku kayaknya ga perlu tak tulis deh ya yg pasti sampai sekarang di tahun 2015 ini aku masih dinobatkan sebagai Bocah *dinobatkan ato menobatkan Man?!* hhehee....

Eit eit.... walau pun aku lahir di tanah borneo tapi aku iso ngomong jowo loh kalo sunda saetik saeutik tiasa lah kalo ngapak nyonge urung teyeng hhehee karena ortu asalnya dari tanah seberang a.k.a tanah jawa sob terus hijrah ke borneo ini karena gabung di event akbar jaman dulu wealaahh kok yo ribet temen toh ngomong melu transmigrasi wae....

Gitu deh sob jadi ceritanya aku ini keturunan jawa tulen juga berlidah medok jawa jadi kalo ngobrol ama temen yg nobennya berbahasa melayu ya logat jawaku jelas banget tapi tetep ok ok wae kan bhineka tunggal ika ehhehee....

Eeeee (garuk-garuk ketek...) nulis apa lagi ya..... wah gini nih kalo hidup ga menarik mau ngeblog aja bingung apa yg mau di tulis apa ya...apa ya..apa ya....(nggetok2 kepala pake lolipop) *tingg!!* naa aku tau nih mau nulis apa lagi....

Ok sob buat nambah dikit tulisanku ini, mending tak isi closing aja deh ya hehee.....
Eh iya jangan lupa mampir ke blog jeleku lainnya ya sob jangan salah nama loh nama blognya Kakeru's Mobile Blog mampir yaa, saya pamit dulu mohon maap kalo ada salah kata.....

Wassalamu'alaikum wr.wb....